Aku adalah manusia sama sepertimu pernah berharap kepada apa yang mungkin belum pasti terbaik untuk bagian dari episode baru dari kisah hadrinya aku. Seringkali aku memalingkan pandang dari kegelapan yang menyiksaku tapi,cahaya-Mu adalah penyelamat baginya saat mataku terlalu tertutup untuk Engkau yang paling setia melihat lelahku meringankan semua beban dengan cara baik lewat mengujiku sebagai bentuk kasih dan sayangmu Wahai ilahi maafkan aku yang sudah lama tuli kau seringkali merdu memanggilku karena ingin mencoba singgah mendekap ku dengan sungguh tapi aku melepas peluk-Mu dengan angkuh setiap Engkau selalu saja ada dan kapan saja menyapaku dengan mesra mengabulkan beratus ribu sebuah semoga seolah aku lah yang terlalu acuh dan memilih jauh dariMu setelah seringkali engkau mengambulkan segalanya dengan mudah. Ternyata tapak kaki ini sebegitu jauhnya dariMu kala Kepercayaan saja... sulit ku patrikan dalam relung rasa percayaku pada-Mu sang Maha segala punya Untuk aku yang bergelar manusia biasa ternyata benar yahh sungguh luas kepercayaan itu menentramkan segala persepsi setiap insan manusia dibumi tempat bersinggah yang sifatnya sementara saja
KEPERCAYAAN~✨
Cipt : Muti'ah Mawaddahtul Maulia
Semua terasa asing awalnya.
Semua berbelok dari segala arah
Namun, Dengan Mudahnya berpegang kepada satu yang paling raja
Untuk lainya sudah ada didalamnya
Ini Bermula dari bagaimana setiap orang menerima dan Meyakini adanya rasa percaya
Namun tak berani untuk menyimpulkan sebatas satu arah
Berbagai dimensi dan imajinasi bisa memunculkan persepsi di luar duga
Tak berani menyebutkan satu nama
Perihal masing - masing itu
Tergantung bagaimana mengolah rasa.
Aku dilahirkan sebab kehendak pinjaman nyawa
Dan dari Rahim yang luar biasa, Dijaga dari Tulang Punggung dan seorang Cinta pertama
Mata dunia sebelum dan setelahnya Engkaulah Pemilik Rasa ku.
Aku pun tak pernah berhasil
Berpihak kepada selainNya
Tapi.. bak sebuah nestapa aku seringkali mengagungkanMu dengan mudah
Lalu berajak jauh
Dari cahaya dan percaya pada-Mu dengan sengaja
Ketika aku hanya seperti makhluk yang tanpa dosa
Nyatanya Radar berbicara
Kamulah si Pendosa.
Ketika aku dan seorang dariMu dibuat buta
Seketika itu maaf
Karena Fitrah Rasa Dari-Mu ku lambungkan dengan sia
Perlahan aku beranjak dari Podium Zona Diam akan memuja,
Engkau selalu saja punya cara indah memanggilku dengan Lembutnya
Namun, aku tak berani menyalahkan waktu dan Situasi yang kuterima
setiap pertemuan yang sempat singgah, itu diluar kendali manusia lemah.
Ini semacam Kehendak Mu yang tiada dua
Yang tak akan pernah ada yang bisa memalingkannya
Hadirnya kedua rasa bukanlah hanya realita yang di jalankan oleh manusia
Melainkan disana ada tangan Sang Maha kuasa perihal terjadinya
Entah ini hanya ekspektasi dan teka teki tulisan di koran tua
Ataukah kita yang lalai berfikir mengarah kesana
Ataukah Ini bak hadiah dari RomantisNya Sang maha pengenggam Rasa?
Semua tergantung Percaya yang senantiasa di pautkan kedalam jiwa kita si Manusia
UntukMu yang menciptakan ini terjadi dengan begitu indah
Apalah daya ku yang hanya penerima dan perasa dari bahagia
Yang Engkau Titipkan dalam Cerita
Disini kesadaran ku mulai melepaskan kacamata..
Melebihi dari segala dosa yang telah kulakukan dengan sengaja
Ada ampunanMu yang menjadi tamu paling setia tanpa jeda
Terkadang aku masih sulit menerimanya
ini seperti kejadian Dalam mimpi Yang berwujud nyata
Tapi tak mampu ku palingkan
Ketika malam mulai menutup mataku..
Disana aku mulai menerima
Beginilah Engkau.
Dengan segudang cara membuatku menduga duga tanpa alasan yang cukup di terima
Perihal bertemu dan pertemuan ku dengannya aku tak menyalahkan
Sebab...hadirnya boleh jadi Bagian dari Keindahan
Yang belum saja ku realisasikan dengan menerima
Terima Kasih untuknya
Yang hadir dalam Cerita
Dan untuk ini melebihi rasa syukur dari sebelumnya
untuk - Mu yang menetipkan raga dan sosoknya
Aku tak Berani membenarkan Keagungan dan sempurnanya sebuah rasa dariku dan dirinya Sebab disini rasa percaya dan kekaguman yang begitu lancang singgah tanpa rencana
Dan diluar kuasa seorang manusia biasa
Tak berarti aku harus menyalahkan kedatangan dari keduanya
Boleh Jadi ini titipan DariMu yang Berkehendak atasNya
Aku hanya pengemudi dari Fitrah rasa yang berani tumbuh dengan sendirinya
Namun lindungilah aku dari segala yang akan membuatku lalai
Dan berpaling dariMu maha pemegangNya
Bisa kah ini hanya semacam alur cerita yang sampai pada ujung yang bisa dengan mudah ku melewatinya?
Sulitnya adalah ketika harus berhadapan dengan keduanya
Tapi takut ketika tak berhasil menahan segala hal
Yang sangat sulit untuk diterima ruang dari rasa
Jika memang Engkaulah penguasa dari yang terjadi
Aku tak berhak berpaling dari yang engkau tetapkan dengan penuh cinta
Aku hanya bisa duduk dan bersimpuh janganlah Engkau membuatku berlari
Dari selaksa akhirat yang telah menanti diri sedang Maya membutakan
Dan menggali ego ku untuk menjauhkan diri
Jika Fitrah Hadirnya Rasa adalah bukan kesalahan dan Engkaulah yang menganugrahkan
Tolong jagakan pengharapan ku hanya kepadaMu
Sebelum Kepadanya hanya hanya sebatas wujud Raga Yang sebatas singgah
Akan ku serahkan semua yang Engkau jadikan kerangka dari sebuah rancangan bahagia tiada jeda
Karena Dibalik semua rasa percaya aku bukan pemilik sanggup dalam menolaknya.
Ini layaknya sebuah Hadiah diluar hasrat Tumpul yang tak mampu ku tajamjamkan seketika
Izinkan Dia hanya memohon yang terbaik kepadaMu
Bukan menitipkan namaku menjadi tumbal pengharapan sia sia
Izinkan aku menjaga dan terjaga oleh-Mu dengan dekapan sepenuh rasa
Kini aku tak berani lagi melibatkan sebuah nama s
Sebab aku pernah menjadi buronan sebuah kecewa dari salah seorang manusia
Beda denganMu maha menjanjikan bahagia diluar kira
Jika Engkau menghendaki terpaut nya dua fitrah rasa aku berpasrah
Namun jangan karena terpaksa
Dekatkanlah apa yang menjadikanKu semakin berharap kepadamu
Bukan yang Menjauhkan Ku dari maha pengabul segala semogaku
Untuk saat ini biarkanlah Ia dan aku saling melayakkan diri
jika memang takdir menitipkan gelar saling memiliki
Kini akulah yang sedang membenahi diri singgah di bumi untuk mendalami jati diri
Seorang Perasa untuk penjaga Dari rasa
Agar ketika Engkau Ridho akan Kedua raga
Dan Fitrah Rasa untuk menyempurnakan separuh agama
Aku jauh lebih dari lega
Bahkan menikmati Kehendak yang baru kali pertama
Bahagia yang sesungguhnya
seluas ini yahh kepercayaan itu...
maafkan untuk banyak hal semoga Allah Ampunkan sudah lama tak menyapa kalian semua dengan tulisan semoga senantiasai setia menjadi bagian dari kami
semoga kalian terhibur dan merasakan lega yang belum pernah ada sama seperti sebelum - sebelumnya
Selamat membaca👆💚
Komentar
Posting Komentar