Kaisar Hirohito" Berapa guru yang tersisa? Kenapa guru yang di cari?

 
Jepang kalah! Pada perang dunia ke 2, tapi untuk sang kaisar bukan meratapi kekalahannya. Sang kaisar Hirohito mengambil keputusan yang super dahsyat untuk negara nya yang sudah hancur, kalah perang saat itu dengan mengatakan:

Berapa jumlah guru yang tersisa?” Kata-kata ini berasal dari mulut Kaisar Hirohito sebagai respon pertama yang Ia keluarkan setelah mendengar berita luluh lantahnya Hiroshima dan Nagasaki. Dua kota di Jepang itu hancur karena bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di penghujung Perang Dunia II. Kehancuran dua kota itu pula yang menjadi alasan Kaisar Jepang menyelamatkan guru setelah Perang Dunia 2.

Hirohito adalah Kaisar Jepang ke-142 yang dikenal dengan nama anumerta Kaisar Showa. Lahir di Puri Aoyama, Tokyo, 29 April 1901, Hirohito menjadi kaisar dengan masa kekuasaan terlama dalam sejarah Jepang. Ia berkuasa sejak tahun 1926 hingga 1989. Di bawah kepemimpinannya, Jepang terlibat dalam berbagai perang, seperti Insiden Manchuria (1931), Insiden Nanking (1937), Perang Dunia II, serta serangan ke pangkalan militer AS di Hawaii, Pearl Harbour.

Pada 1945, saat Perang Dunia II berlangsung, AS dan sekutunya menjatuhkan bom atom berkekuatan dahsyat di kota Hiroshima dan Nagasaki. Kerugian yang dialami Jepang begitu besar, tidak hanya secara materi, jumlah nyawa yang melayang akibat bom atom inipun terbilang sangat besar. Imbasnya, Jepang mengalami kelumpuhan total, yang akhirnya membawa negara tersebut pada kekalahan telak dari sekutu.

Ketika mendengar berita pemboman tersebut, Kaisar Hirohito selaku pemimpin tertinggi Jepang pada saat itu langsung mengumpulkan para Jenderal yang tersisa. Pertanyaan mengenai jumlah guru yang tersisa ini lantas membuat bingung para Jenderal. Sebab, semula mereka mengira sang Kaisar akan menanyakan perihal tentara, alih-alih guru yang masih tersisa.

Para Jenderal tersebut kemudian menegaskan kepada Kaisar Hirohito, bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar, walau tanpa kehadiran para guru. Menanggapi perkataan ini, Kaisar Hirohito mengatakan bahwa Jepang telah jatuh. Kejatuhan ini dikarenakan mereka tidak belajar. Jenderal dan tentara Jepang boleh jadi kuat dalam senjata dan strategi perang, tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bom yang telah dijatuhkan Amerika.

Pembantu kaisar dan menteri terkejut, seorang Jenderal mengajukan tanya “Mengapa paduka menanyakan jumlah guru yang hidup?
Mendengar tanya itu, Kaisar Hirohito terdiam dan belum bereaksi.

Sang Jenderal melanjutkan protesnya, “Yang Mulia, saya sebagai tentara keberatan atas pertanyaan Yang Mulia. Mengapa justru guru yang Yang Mulia tanyakan, dan bukan tentara? Banyak sekali tentara kita yang meninggal di Laut Cina Selatan, di Borneo, Celebes, Papua, Burma, dan lain-lain. Mereka mati untuk membela Tanah Air dan Kaisar.”

Dengan bijaksana, Kaisar Hirohito menanggapi, “Tuan-tuan, apabila profesi-profesi yang lain tidak saya tanyakan, harap tuan-tuan tidak tersinggung. Saya tahu banyak tentara kita yang gugur, dan kita semua bersedih karena hal tersebut.

Hirohito terdiam sejenak lalu melanjutkan, “Tapi mengapa saya justru menanyakan berapa guru yang masih hidup di Jepang, Hal ini ini karena melalui para guru, Jepang akan cepat bangkit kembali.

Seperti kita saksikan bersama, hampir semua pabrik kita hancur, banyak pakar kita yang mati, dan sekarang negeri ini hancur dan lumpuh. Kita harus kembali mulai membangun negeri ini dari nol, dan hanya melalui gurulah kita dapat membangun kembali negeri ini.” lanjut Hirohito.

Mari kita benahi pendidikan kita melalui guru-guru yang kita punyai dan masih hidup. Melalui kerja keras kita, terutama guru-guru, saya yakin Jepang akan bangkit kembali, bahkan akan lebih hebat dari kemampuan kita sebelum perang terjadi.

Selama masih banyak guru yang hidup, saya yakin masih ada kesempatan bagi bangsa kita untuk bangkit dari kekalahan dan mengejar ketertinggalan!” Ujar Hirohito dengan penuh keyakinan.

Baca juga:

Tantangan-dunia-pendidikan

Hari-Guru-Nasional (HGN) dan Sejarahnya


Kaisar Hirohito kemudian menambahkan bahwa Jepang tidak akan bisa mengejar Amerika jika tidak belajar. Karenanya, ia kemudian mengimbau pada para Jenderalnya untuk mengumpulkan seluruh guru yang tersisa di seluruh pelosok Jepang. Sebab, kepada para gurulah seluruh rakyat Jepang kini harus bertumpu, bukan pada kekuatan pasukan. Dari perintah sang kaisar, berhasil  mengumpulkan sekitar 45.000 guru yang tersisa pada saat itu dan memberi mereka arahan. Kehadiran guru pada saat itu manjadi hal krusial bagi seluruh lapisan masyarakat Jepang. Karenanya, perlahan negara ini dapat kembali bangkit dari keterpurukan.
Mengapa Guru merupakan Kunci Utama Bagi Kebangkitan Suatu Bangsa? Sebab Peran Gurulah yang turut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa bagi para generasi penerus, lantas mengapa keadaan profesi guru saat ini sangat memprihatinkan?

Referensi:
https://klikasn.com/berita-pns/guru-adalah-kunci-utama-kebangkitan-bangsa/
SindoNews


Komentar