Tampilkan postingan dengan label Bintang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bintang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Juli 2023

Legenda Tinju Dunia "MUHAMMAD ALI

 











Muhammad Ali (nama lahir Cassius Marcellus Clay, Jr.; lahir 17 Januari 1942 – meninggal 3 Juni 2016 pada umur 74 tahun).

Adalah mantan petinju profesional asal Amerika Serikat yang dikenal secara luas sebagai salah satu tokoh olahraga yang paling signifikan dan terkenal dari abad ke-20. Dari awal kariernya, Ali dikenal sebagai sosok inspiratif, kontroversial dan berpengaruh baik di dalam maupun di luar ring.

Clay lahir di LouisvilleKentuckyAmerika Serikat dan mulai berlatih tinju pada usia 12 tahun. Di usia 22, ia telah meraih juara pada Heavyweight World Championship dari Sonny Liston dalam pertarungan pada tahun 1964. Tidak lama setelah itu, Clay memeluk agama Islam dan mengubah nama "budak"nya menjadi Muhammad Ali dan memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika tahun 1960-an.

Pada tahun 1966, dua tahun setelah memenangkan gelar kelas berat, Ali menolak ikut wajib militer untuk Pasukan Militer Amerika Serikat, serta menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam. Ali kemudian diskors, dan gelar juaranya di cabut oleh Komisi Tinju. Ia berhasil mengajukan banding di Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membalikkan hukumannya pada tahun 1971. Pada saat itu, ia tidak bisa bertarung sama sekali selama hampir empat tahun dan kehilangan kinerja puncaknya sebagai atlet tinju. Tindakan Ali sebagai penentang perang membuatnya menjadi ikon besar untuk Generasi Tandingan.

Ali tetap satu-satunya juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali; ia memenangkan gelar tersebut pada tahun 1964, 1974 dan 1978. Di antara tanggal 25 Februari hingga 19 September 1964, Ali dinobatkan sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat. Ia dijuluki sebagai "The Greatest".[10] Pada tahun 1999, Ali dianugerahi "Sportsman of the Century" oleh Sports Illustrated.

Saya yang terhebat" adalah kalimat yang paling sering diucapkan Muhammad Ali saat menggambarkan dirinya sendiri. Terkadang ia juga sengaja melebih-lebihkan: "Aku yang terhebat. Aku dua kali yang paling terhebat. Aku bersih dan berkilau. Aku akan menjadi juara dunia yang bersih dan berkilau." Terkadang pula ia hanya melengkingkan suara sambil memamerkan wajah mulusnya yang jarang terkena pukul lawan: "I am preeeetttyyyy."

Orang-orang boleh kesal dengan lagak pongah Ali, tapi mereka tak dapat membantah betapa hebatnya ia di atas ring tinju. Ali bertarung seperti Hercules dan punya tekad kuat dalam menghabisi lawan selayaknya Jason yang mengejar Golden Fleece. Dia adalah Galahad dalam legenda Arthurian, serupa mitos layaknya Cyrano de Bergerac, dan seorang bernyali besar seperti D'Artagnan. Ketika ia marah, para pria perkasa ketakutan dan ketika mulai tersenyum, banyak perempuan pingsan.

"Saya telah memiliki petanda," kata Ali suatu ketika. "Suatu hari saya melontarkan tinju pertama saya dan mengenai ibu saya hingga giginya copot. Jika Anda tak percaya, silakan bertanya kepadanya."
Ali lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay Jr. di Louisville, Kentucky, pada 17 Januari 1942. Nama itu, sebagaimana juga nama yang dipakai sang ayah, ditakik dari nama seorang politikus kulit putih Republik, Cassius Marcellus Clay, yang juga dikenal sebagai pejuang penghapusan perbudakan pada abad ke-19. Ibunya bernama Odessa O’Grady Clay dan dia punya seorang saudara perempuan dan empat saudara laki-laki.

Perkenalan Ali dengan tinju pertama kali dimulai pada Oktober 1954. Kala itu, Ali yang masih berusia 12 datang ke sebuah acara tahunan Louisville Service Club di Columbia Auditorium bersama temannya dengan menaiki sepeda. 

Setibanya di sana, Ali memarkir sepeda sembarang saja dan segera bergegas berkeliling melihat jajanan yang dijual. Ketika hendak pulang, ia dan temannya mendapati sepedanya tadi telah dicuri orang. Sambil merengek selayaknya bocah culun, ia melapor kepada polisi setempat, Joe Martin.

Kepada Martin, Ali mengatakan ingin 'menghajar' pencurinya. Kebetulan, Martin juga merupakan pelatih petinju kanak-kanak di sebuah pusat olahraga lokal. Mendengar rengekan Ali, Martin menyarankan agar ia belajar tinju terlebih dahulu sebelum menghabisi si pencuri. Martin sendiri yang akan melatihnya.
"Memangnya kamu tahu caranya berkelahi?" tanya Martin.
"Tidak, tapi aku akan tetap berkelahi," jawab Ali.
"Kenapa kamu tidak belajar berkelahi dulu sebelum menghajarnya?"
Istri Martin, Christine, menyebut Ali kecil adalah anak yang menyenangkan, mudah bergaul dengan siapapun, sayang kepada ibunya, dan satu lagi: religius. "Cassius sangat mudah bergaul dengan sesama. Sangat mudah diatur. Sangat sopan. Apa pun yang Anda minta untuk dilakukan, itulah yang akan dilakukannya. Semua karena ibunya. Dia adalah orang yang hebat," ungkap Christine.
"Tiap melakukan perjalanan bersama-sama, sebagian besar anak laki-laki bersikap genit sambil menyiuli gadis-gadis cantik, tetapi tidak dengan Cassius. Dia selalu membawa Alkitabnya kemana pun. Sementara teman-temannya nongkrong, dia justru duduk tenang dan membaca Alkitabnya."

Kelak, ada dua hal yang amat berpengaruh dalam perjalanan hidup Ali: rivalitas abadinya dengan Joe Frazier dan pergulatannya dengan iman.
Ali memulai debut profesionalnya pada 29 Oktober 1960, ketika ia mengalahkan Tunney Hunsaker dalam pertandingan tinju enam ronde. Hingga akhir 1963, Ali telah membukukan rekor mengerikan: 19 (15 menang KO)-0. Beberapa petinju yang ia telah kalahkan antara lain Tony Esperti, Jim Robinson, Donnie Fleeman, Alonzo Johnson, George Logan, Willi Besmanoff, LaMar Clark, Doug Jones, hingga Henry Cooper.

baca juga:

https://www.kelasolahraga.com/2020/09/rudi-hartono-pebulu-tangkis-pertama.html

Pada 1962, Ali bahkan pernah mengalahkan mantan pelatihnya yang juga seorang petinju veteran, Archie Moore. Dalam perjalanannya, kehebatan Ali sebagai petinju kian melangit. 61 kali bertanding, 56 kali menang, 37 kali menang KO, 5 kali kalah, serta mengantongi 3 gelar juara dunia adalah pencapaian Ali hingga ia kerap didapuk sebagai "The Greatest Boxer of All Time".

Tercatat ada lima laga hebat yang pernah dilakoni Ali. Pertama, ketika ia mengalahkan Sony Liston. Selain karena telah melambungkan nama Ali, pertarungan ini sebetulnya tidak terlalu istimewa. Liston yang dihadapi Ali merupakan Liston yang sudah tua dengan fisik yang juga tak sekuat dulu, adapun Ali yang lebih muda tengah berada dalam kondisi fisik prima. Kedua, laga trilogi melawan Joe Frazier. Dan ketiga, mega-laga melawan George Foreman yang bertajuk Rumble in The Jungle.

Di antara semuanya, perseteruan antara Ali dengan Frazier lah yang paling dikenang sejarah. Dalam tinju, persaingan keduanya nyaris setara dengan rivalitas antara LA Lakers-Boston Celtics di basket, Boca Junior-River Plate di sepakbola, atau Yankees-Red Sox di baseball. Mereka tak hanya mengadu atletisisme dan saling mengucurkan darah masing-masing, tetapi juga berperang caci maki.
Ali dan Frazier adalah dua kutub yang sepenuhnya berlawanan. Jika Ali bermulut besar dan mendeskripsikan gayanya bertarungnya "mengapung seperti kupu-kupu, menyengat seperti lebah", Frazier adalah sosok yang hanya mengeluarkan ocehan pahit saat diperlukan dan di atas ring. Ia serupa samsak kokoh dengan ketahanan luar biasa dalam menerima pukulan bertubi-tubi dari lawan. Membahas Ali tanpa Frazier akan seperti membicarakan Neil Armstrong tanpa menyebut bulan.

BERIKUT INI KISAH PENTING DALAM HIDUPNYA

17 Januari 1942: Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. dari ayah Cassius Marcellus Clay, Sr., seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibu Odessa Grady Clay, seorang pencuci pakaian.

Pada usia 12 tahun, Clay, jr. melapor kepada polisi bernama Joe Martin, bahwa sepeda BMX barunya dicuri orang. Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Clay kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin.

1960: Meraih medali emas kelas berat ringan Olimpiade 1960 di RomaItalia.

29 Oktober 1960: Debut pertama di ring profesional. Menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker.

25 Februari 1964: Merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde yang direncanakan atas Sonny Liston di FloridaAmerika Serikat. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan.

Segera setelah menang atas Liston, Clay memproklamirkan agama dan nama barunya, Muhammad Ali, serta masuknya ia dalam kelompok Nation of Islam yang kontroversial. Pada buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tetapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.

25 Mei 1965: tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai 'phantom punch'. Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh. Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, tetapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.

1967 - 1970 Ali diskors oleh Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!"

8 Maret 1971, Ali kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya.

30 Oktober 1974: Rumble in the Jungle. Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di KinsashaZaire pada ronde ke 8.

1 Oktober 1975: Thrilla in Manila. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota ManilaFilipina. Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini". Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tetapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.

15 September 1978: Ali mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans. Ali mengukuhkan diri sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali.

6 September 1979: Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju, dan gelar dinyatakan kosong.

2 Oktober 1980: Ali kembali ke ring tinju, melawan bekas kawan latih tandingnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang diberi judul "The Last Hurrah". Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedang Holmes tampak tidak tega 'menghabisi' Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde 11, Holmes dinyatakan menang TKO.

Disebutkan, dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di otak Ali.

Namun Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.

Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes ini, Dr. Ferdie Pacheco, dokter pribadi yang telah mendampingi Ali selama puluhan tahun, dengan terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasihatnya untuk menolak pertandingan melawan Holmes, dan lebih memilih bertanding melawan Holmes. Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengemukakan bahwa selama latihan Ali sempat kencing darah akibat kerusakan ginjal terkena pukulan, ia juga mengemukakan bahwa Ali sudah memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan ini.

Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya.

11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur, mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk "Drama in Bahama". Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.

Ali pertama kali menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada tahun 1973. Pada 20 Oktober 1973, Ali "menyiksa" lawannya, Rudie Lubbers, selama 12 ronde dalam pertandingan kelas berat tanpa gelar di Istora SenayanJakarta. Oleh publik dan pers Indonesia, pertandingan Ali vs Lubbers disebutkan sebagai pertandingan eksibisi, namun nyatanya ini adalah pertandingan resmi, walau tidak memperebutkan gelar.

Kesan pertama berkunjung ke negara ini pada tahun 1973 adalah "Sebuah negara yang unik, yang penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapa pun."

Setelah beberapa kali kunjungan ke negara ini, Ali yang sudah pensiun dari dunia tinju terakhir menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada 23 Oktober 1996, dan sempat bertemu pejabat tinggi Indonesia.

Pada tahun 1977 pula, Ali menikah dengan Veronica Porche Anderson (lebih dikenal sebagai Veronica Ali), dan memiliki dua putri Hanna dan Laila Ali. Laila Ali sendiri kelak memutuskan jadi petinju wanita, dan kelak menjadi juara dunia tinju wanita. Ali dan Veronica tetap menjadi pasangan suami istri sampai sekarang.

KELUARGA

Istri pertama: Sonji Roi (menikah tanggal 14 Agustus 1964, namun cerai pada 10 Januari 1966 karena Ali menganggap Roi tidak berpakaian Islami).

Istri kedua: Belinda Boyd (menjadi Khalilah Ali setelah menikah), menikah pada 17 August 1967. Mereka memiliki 3 anak, Jamilah dan Rasheda (putri kembar) dan Muhammad Ali, Jr. Ali dan Belinda akhirnya bercerai. Dalam film dokumenter Ali ("When We Were Kings") ditunjukkan Belinda 'melabrak' Ali di arena, menjelang pertandingan Ali vs Foreman di Zaire1975. Pada tahun 1977, Ali dan Belinda resmi bercerai.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Ali
https://tirto.id/muhammad-ali-kisah-petinju-arogan-yang-memilih-islam-cLAB

 

Selasa, 11 Juli 2023

Mengenal Sang JUARA Carl Lewis

      Carl Lewis merupakan bintang atletik, khususnya nomor lari jarak pendek ( 100 meter dan 200meter) dan lompat jauh. Carl Lewis memenangkan sembilan medali emas pada olimpiade 1984,1988,1992,1996 termsuk 4 medali pada cabang lompat jauh.

Carl Lewis



     Bintang atletik Amerika serikat ini lahir di Birmingham,Alabama (Amerika Serikat) pada 1961. Nama lengkapnya adalah Frederich Charlton Lewis. Ketika  Carl Lewis memenangkan empat medali emas pada olimpiade 1984,  reputasinya berkembang sebagai salah satu sprinter terbesar dalam era modern. Ia juga merupakan salah satu atlet lompat jauh terbaik dan paling kuat dengan 62 lompatan sejauh lebih dari 28 kaki.

     Carl Lewis membukukan rekor 9,86 detik untuk lari 100 meter yang dipecahkan pada kejuaraan dunia ditokyo pada 25 agustus 1991. Hingga saat itu ia telah merebut 8 medali emas dari kejuaraan dunia lari, 3 medali emas untuk lari 100 meter (1983,1987,1991), dan 3 untuk estafet 400 meter(1983 dan 1987). Pada 1981 ia memenangkan penghargaan the James e.sullivan memorial awards, dari persatuan atletik amatir Amerika Serikat.

     Carl Lewis berada dalam 10 besar pemenang olimpiade paling disegani untuk golongan pria. Ia memenangkan 2 medali emas dan 1 perak pada olimpiade 1988 dan 2 medali emas pada olimpiade 1992. Ia juga mengantongi rekor 7 kejuaraan dunia. Ia memenangkan olimpiade 100 meter(1984,dan 1988), dalam waktu masing-masing 9,99 detik dan 9,92 detik.

     Prestasi pada 1988 merupakan rekor dunia pada saat itu yang diperbaikinya sendiri pada 1991. Seluruhnya , Carl Lewis mengantongi 16 medali emas dari ajang sprin dan lompat jauh peringkat teratas pada penghujung 1993.

     Carl Lewis memecahkan rekor olimpiade untuk nomor 200 meter(1984) dengan catatan waktu 19,8 detik. Ia juga memenangkan nomor lompat jauh(1984,1988 dan 1992) dengan jauh lompatan 28 kaki dan ¼ inci, 28 kaki tujuh/4 inci dan 28 lima setengah inci.

     Ia juga memenangka medali emas dalam nomor estafet 400 meter(1984 dan1992)serta medali perak untuk nomor 200 meter pada 1998,sebagai juara 2 dari jhon dan deloach yang menjadikan rekor olimpiade 19,75 detik. Tim olipiade estafet pada 1992 mencatat rekor dunia 37,4 detik.

     Terjadi spekulasi pada 1993 yang menyatakan awal dari berakhirnya”era lewis”. Ketika itu Lewi mengalami cidera pada punggungnya pada kecelakaan mobil. Spekulasi ini diperkuat dengan kegagalannya memenangkan lomba 100 meter selama 1993, dan pada lomba 100 meter dari limport cristie (inggris) pada kejuaraan dunia lagi (IAAF). Stuttgart(Jerman). Ia mengundurkan diri dari dunia atletik pada 1997.

Pesan moral dari kesuksesan seorang Juara bukan sesuatu yang mudah diraih, akan tetapi butuh perjuangan keras, kesabaran dan komitmen yang luar biasa. Semoga bisa menjadi pemicu untuk berbuat lebih keras untuk mengapai kesuksesan.

Manusia Terkuat di dunia "IBU

Sejarah Singkat Hari Ibu 22 Desember Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, a...

Foto saya
Makassar, Provinsi, Indonesia
Aktif di kegiatan Pendidikan dan Keolahragaan