DATANG UNTUK PERGI ?

             


~SECARIK ISI HATINYA~

            Kisah ini terjadi setelah secarik  demi secarik kertas mulai tak layak baca, dengan segala luka parah dan berhasilnya baik baik saja serta  luar biasa berpura pura bahagia sedang bersama bukanlah sesingkat pandangan mata. ini perihal belajar melepaskan apa yang tak sanggung untuk saling  menggenggam karena Tak ada yang mengiyyakan dan restu-Nya belum menakdirkan penyatuan dua rasa yang hanya berprasangka sama perihal kenyataannya di akhir keduanya berlabuh pada samudra dan sosok yang berbeda dan diluar ekspektasi hidup menua hingga syurga, karena kepastian pun tak kunjung ia ucap dengan sepenuh rasa libatkan-Nya dan tak kunjung bukti ingin meminta restu yang lebih berhak atasnya.

         Disinilah titik kekalahan sebenarnya bahwa lelaki tak sadar satu wanita sedang banyak dilibatkan dalam doa lelaki lain dan sedang merancang baik bagaimana memikat hati kedua orang tuanya agar kelak bisa melanjutkan amanah dengan menjaga dan janji untuk bahagia hingga jannah firdaus - Nya. Sebaliknya untuk wanita, lelaki ingin tahu jawaban dari segala rasa bolehkah ia di pertemukan dan mendengarkan restu dari sang pemegang amanahmu, sebab jika tidak dengan pastinya boleh jadi ia bisa mencari dan segera ingin menemukan wanita yang siap untuk menemaninya  memenuhi dan menyempurnakan separuh agamanya dengan menjalanankan sebenar - benarnya ibadah dengan jalan kesungguhan untuk menghalalkanmu memiliki dan menjaga sepenuh rasa
dan seutuhnya hingga jannah firdaus - Nya






****


    

                                                                PENYESALAN KU
                                                   Cipt  :  Muti'ah Mawaddahtul Maulia

Dari sekian banyak yang bertujuan untuk membawa segala rasa hanya tujuan ingin bersama
Namun kesalahan terbesarnya mengapa tak berani mensucikan dan mengabadikan rasa atas Melibatkan Allah dalam melindungi keduanya yang saling menaruh harap selamanya ingin Menikmati hari berdua dengan jalan menghalalkannya?



Apalah arti sebuah yang ingin dibuat terikat sedangkan tak ada ikhtiar yang memudahkan jalannya Kekuatan untuk saling menyempurnakan diatas agama-Nya
Banyak darinya hanya terpaku pada rasa dengan kekalahan terbesar karena kemenangan dipegang Oleh hawa nafsu dunianya yang membutakan perihal pahala akhirat kelaknya
Sedangkan begitulah kodrat dan nikmatnya sebuah ibadah penyempurna semasing separuh agama



Dan tak ada gunanya untuk heran ketika dua raga yang menyatakan dalam hatinya ia serius ingin Menggapai hakikinya hidup selalu disampingnya namun sama sekali tak mempelajari bagaimana tau Batas saat belum dan tak terikat apa - apa
Inilah hasrat purba yang belum tahu cara menjaga hati sang maha penggenggam rasa setiap  hamba
Dimuka bumi alam semesta nan fana tempat persinggahan sementara



Banyak yang diragukan sucinya apa yang tumbuh dalam diri dan hatinya
Karena lupa lah kita pada menjaga hati -Nya yang kekal, dan selalu menyertai
Ketika engkau berpaling darinya akan rasamu pada salah satu ciptanya
Sejujurnya ia pun cemburu akannya
Namun benar saja, ia tak pernah meninggalkan sekalipun yang kau pertahankan  beranjak bepergian
Bahkan tak yakin akan pulang



Banyak darinya penyesalan begitu mengguncang dan ucap rasa kecewa teramat dalam
Sedang kau pun datang tak berjanji dalam hal tinggal hingga bersama dalam berpulang saat Sampailah panggilan usai dalam semesta tempat persinggahan
Penyesalanku dengan segala bentuk luka yang tak pernah terbayang sebegini menyiksa
karena percaya akan semunya
Tak berujung terikat dalam kunci utama akad



Ini lebih hebat dari berpura
Ini hanya kwitansi beruntun deras hujan berteman air mata seorang lelaki yang tak gunakan waktu
Menghalalkannya bukanlah hal yang dijadikan utama dalam menggapai ridho-Nya
Penyesalanku ada saat menjelang hari - hari bahagiamu
Saat tak sadar ada banyak pejuang ragamu yang penyabar dan selembut ini
dalam menyikapi lebih dahulu rasa
Nyatanya bukanlah aku pemilih hak atas hati, raga, rasa, dan segala kasih tulusmu



Saat semua semakin merujuk kepada apa?
Seakan semua pergi tanpa terencana
Tiba - tiba 2 raga saling asing dan bisu dalam hal bicara
 Kini kau adalah hal yang paling layak memilikinya
Dimiliki sepenuhnya
Karena keberanian yang terlalu enggan, dan mahir menunda - nunda setiap alasan yang ada



Kau benar, beginilah hadiah yang harus siap terima, saat kini ragaku adalah yang benar kalah
Tapi hati bukan tuk dipilih karena saat keduanya datang padamu
Tak ada yang tau kau menerima raga siapa
Dan nama siapa yang tercetak tebal sah dimata-Nya
Semesta dan Allah ikut aamiin dan mengiyyyakan segala restu- Nya



Seolah tak peduli
Dengan hari ini bersama adalah bukan pilih atas ragaku
Melainkan kemenangan satu sosok baru yang benar, Allah pilihkan
Untuk membersamai hingga menua kelak usiamu
Kulepas dengan hela nafas
Tersadar kita hanya sebatas secarik kisah lama



Dan aku satu - satunya yang harus melipat cerita lama
Dengan membuat bait dan ukiran kisah baru dengan lain sosok
Percayaku tak ada niat melukaiku
Melainkan membuat mu ragu dengan segala lalai akan tak pasti ku waktu itu
Sekarang pergimu bukan lagi hal yang mengajakku mengejar 


Ketika genggaman telah lama memekar melepas dan bertemu uluran tangan paling dinanti
Saat ku coba datang dengan raut muka ikhlas bercampur senyum melebar
Namun belum jelas inikah hatiku yang ku sebut tegar?
Kurasa belum
Namun ilahi menjelaskan bahwa saatnya merelakan 
Meski kaki rentah gamang tak sanggup menahan kekecewaan


Dari sebongkah dan sederasnya kesedihan mendalam
Karena mendengar tepuk tangan  kekecewaan  yang keramat
Gemuruh tertawa lepas sorakan penyesalan yang habis bahasa sekalipun masih diberi izin untuk bicara
Inikah penyesalanku....



****



Perbaiki persepsi perihal fitrah rasa karena ada yang menyikapinya dengan mendalam belum tentu diberi pengharapan hingga terjadi janji akan kenyataan
ada pula yang meminimkan pundi pundi berharap tapi lupa masih banyak berani akan membuktikan namun masih punya setumpuk keraguan.


 * Untuk Akhi fillah berhentilah duduk pada penyesalan dan kesiasiaan dalam kurungan kesedihan keraguan adalah bukan sebuah kesalahan hanya saja mungkin Allah sedang menderek amanah hati dan kontrol diri bahwa sekali diamanahkan maka harus mempertanggung jawabkan, perihal ada perasaan diantara dua hati dan raga jangan harap itu adalah keseriusan kalau tak memberi pembuktian. Karena memberi kenyamanan kepada sang pujaan belum tentu ilahi mengiyakan bahwa kau akan mendapat gelar kepemilikan selama kau hanya dikunci akan keragu - raguan berhenti membuatnya bertahan jika tanpa janji akan datang untuk tinggal karena Akhwat mana yang tak menunggu jika kau berani pastikan atau tinggalkan.

* Untuk Akhwat fillah kita ini perihasan, bukan hanya gelar mewah yang harus dibanggakan.
kita ada masa harus menjaga benar apa yang selayaknya berharga menumbuhkan benih - benih akhlak yang lebih mengedepankan melibatkan ilahi dengan segala jenis penantian. Karena belum tentu yang kita terima di depan akan menjadi masa depan boleh jadi yangg allah datangkan belakangan itulah pelabuhan yang benar - benar menjanjikan kebahagiaan.
belajarlah meminimalisir pundi pundi fitrah rasa yang akan beroleh - oleh kecewa pada setiap hati yang singgah. karena kitalah ranting yang paling mudah patah dan rapuh kitalah si tulang rusuk bengkok itu 

kita adalah penantti dalam memantaskan diri tak perlu terburu gelarmu adalah menunggu bukan mencari karena datang dan kedatangan Adalah skenario ilahi yang maha pasti perihal kedatangan adalah bukan perihal perlombaan siapa yang paling sigap dan cepat. karena Janji Allah selalu akan datang diwaktu yang tepat.

Komentar