KEHANGATAN DARI-MU

             

~ Ibarat.... 
       SetitikCeritanya~

Ikhwan heroik dan Akhwat terpesona | Ibnu Islami

                Aku memang jauh dari kata sempurna, Namun aku pun adalah hamba- Nya kau bisa kah tak menghakimiku sedalamnya ego dan persepsimu yang terlalu mahir dalam
melukai sedalam - dalamnya rasaku.

                  Mungkin kau mengira ini hanya sedih biasa dan tak akan mematikan hal yang sedang kurangkai pelan -  pelan wujudnya. Tidak mudah bagiku melalui setapak demi setapak yang mungkin menganjal langkah ku dengan segala kerikil bak duri yang menyiksa ujungnya kaki
Aku? jujur tidak sama sekali bencimu ini hanya hasrat yang membawaku mengucapnya
Astagfirullahaladzim penuh pasrah... sepertinya bencimu terhadapku amat jauh sedang peduliku pun padamu tak begitu dalam kepadamu aku hanya ingin hidup tanpa tertekan dalam mejalani hariku
berdamai dengan semesta yang meluangkan waktu agar aku bertahan di sebuah proses - proses sulit hingga mudahku  nantinya.


                 Tak pernah terbayangkan, kukira dunia sedang sembuh - sembuhnya saat mengetahui bumi sedang dalam fase sulit dan semakin menuanya angka usia bukankah kebenaran adanya jikalau merangkul untuk bisa beranjak dari apa yang telah membuat kita melenceng begitu jauh pada -Nya
Sedang engkau asyiknya begitu saling memuji terhadapnya yang jelas bisa saja saling menua mati lalu tak berpijak lagi didunia dan habislah waktu untuk bersiap akan semuanya


                  Berhentilah hakimi Ku aku sedang menapaki jalanku saja lebih dulu, aku , kita , mereka pun sama pendosa. Namun, salahkah kunantikan kalian bertemankan hidayah-Nya agar sampailah dimana kita saling berjalan kembali menggapai CintaNya sebelum kepada salah satu pelabuhan cinta kepadanya.

****









** JALAN MENJEMPUT ANUGRAH DAN AMPUNAN -MU **
 cipt : Muti'ah Mawaddahtul Maulia


 Saat Allah menguji kita dengan serangkaian cobaan hiruk piuk pemanis dan pahit perihal dunia, Disitulah tuhan mengajak kita untuk bersimpuh mendekat kepada - Nya



Namun waktu terlalu jauh melampaui mata dan hati kita agar tak terhipnotis oleh pelukan dunia dengan segala nikmat semu - Nya



Perihal mengingat mati pun seiring berjalan waktu bak akan jadi hal paling terlupa
Saat beristigfar pun sudah tak dibuat fasih mulut mengucapnya



Ya Rabbana ku ingin dipangku-Mu saat tentramlah hati dan fasihlah aku senantiasa mengingatmu
bahkan saat gelarku semakin menebal saja iya benar... perihal akulah si pendosa itu



Bukakanlah kami jalan - jalan lurusmu
Berilah kami petunjuk serta perlindungan Mu selalu bahkan saat hatikupun bahkan sesekali menjauh Dari penguat dan pembahagia paling utuhku



Ku mohon jangan buatku semakin jauh dari  Rahmat-Mu
Sesekali saat aku semakin terlampau jauh tariklah angan dan harapku kembali hanya untukmu bantu Aku jauh dari buruk yang dulu
Buat aku semakin baik, dan merasakan tentramnya berada dijalan Lurusmu serta kelapangan hati Yang akan menyejukkan setiap raga yang memandangku



Mereka benar akulah si pendosa itu yang pernah duduk dan teramat jauh 
Oleh jalan dan petunjuk indah-Mu
Tapi salah kah aku saat ingin menjemput Ampunanmu ? 
Dengan segala dan setumpuk pegunungan salahku 
Aku selalu menutup telinga saat ada yang tak yakin dengan pilihan itu 
Akupun kadang takut tak berhasil akan menjemputnya 



Tapi salah kah aku saat ingin menjemput Ampunanmu ? dengan segala dan setumpuk pegunungan  salahku 
Aku selalu menutup telinga saat ada yang tak yakin dengan pilihan itu 
Akupun kadang takut tak berhasil akan menjemputnya 
Ketika malam menutup gemerlam keindahan bulan dan bintang aku tak berani menyalahkan keadaan 
Setiap makhluk jua punya segala titik khilaf dan jatuhnya
Lalu apa yang disalahkan dengan saling menguatkan untuk kembali ke wahai rabbana, Muqollibal Qulub 



Dan diamana pun titik terlelah yng telah sempat membuuatnya goyah tak ada kata terlambat kembali Kepelukan agama yang janji akan bahagia sepenuhnya 
Menutup pintu neraka bagi seorang ayah



Saudariku jangan ragu menjemput hidayah dari -Nya 
jangan tunggu yakin karena menapaki proses pelan akan merangkai pundi - pundi keyakinan itu
Dalam memperbaikinya tak perlu menutup sepenuhnya 
Pelan dalam hal menutup setiap cela saja dulu
Mulai dari hal yang paling memudahkan dan meluluhkan hatimu
sehelai pun bak pundi besar yang merobek luas neraka bagi sosok hebat kita



Kalau tak hari ini setapak demi selangkah kita memulainya 
Bisa saja usang waktu dan habislah cahaya yang memberi peluang syurga bagi Dia terkasih cinta pertama
Iya benar, Dialah ayah Mu, Kita, mereka dan semua



Bukankah kita lahir dari rahim , hati selembut sutra, dan madrasah melebihi mewah sekolah dunia sebelumnya
Iya benar, itu ibu namun ia tak sendiri ia di topang oleh satu sosok luar biasa menemani tulang rusuknya
Menjaga dengan sepenuh amanah dan tanggung jawab 
Bahkan bertambah usia pun harusnya mudahlah kita faham akan merakit rumah indah untuk mereka kelak dijannah-Nya



Tak ada kata terlambat dalam memilih dan memulainya
Seorang pendosa pun berhak menemukan titik jalan temu dan bahagianya yang sebenar - benarnya 
tidaklah pantas menutup setiap cela kesempatan yang ada 
Untuk mu yang belum memulainya pun Ku tak memaksa Namun janganlah membuat patah setiap raga - raga selanjutnya
Yang akan mengambil pelan - pelan jalan yang sama sepertiku hari ini 



Setiap pintunya tak ada yang sangat mudah dalam membukanya 
Namun janji Allah senantiasa benar adanya bahwa setiap kesulitan setelahnya datanglah kemudahan
Kini ku menapaki jalanku, ku tak sebaik fikirmu dengan segala potret masa suram ku dahulu
Yakin Allah tengah melembutkan segala asa dan rasaku bahwa memulainya sekarang pun bukanlah kesalahan 
Akan selalu ada maaf yang tak pernah ku utarakan pun kau selalu membukanya luas



Sama seperti Jalanku yang sekarang tengah kujalani
Perlahan lahan jalan menjemput anugrah dan ampunan - MU
Tak ucap letih dalam menanti kedatangan Ragaku Yang Baru sadar bahwa selama ini banyak sia waktu ku hanya datang disaat butuh sedang pelukan mu selalu mendekap ku sepenuhnya bahkan sekalipun tiap tanda - tanda datangkan segudang kecewa perihal bahagia dunia semata 




Terima kasih telah menenangkan setiap gelisah ku bahkan saat sempat aku lalai dan semakin jauh dari petunjuk dan ketentraman 
utuh darimu 
Kini biarkan aku menjemput jalan sebongkah anugrah, pintu- pintu hidayah dan muara seluas samudra setiap ampunan- MU
Teguhkanlah aku akan-Nya dan izinkan aku perlahan terlatih dan tak goyah lagi merancancangnya agar utuhlah bentuknya
Namun apa dayaku semua tak dapat terlaksana jika kau tak ridho akan-Nya
Ku mohon mudahkanlah setiap jalannya karena engkaulah yang berkehendak dan penentu akan terjadinya setiap hal yang akan kumulai perlahan semampu dan sepenuh harap dan ikhtiar dalam menjalaninya 



Bukan aku tak yakin akan-Nya melainkan inilah aku pun si raga lemah yang tak berbekal apapun diatas segala kebisaanmu 
diluar dugaku yang maha terencana 
Namun kuyakin pasti bisa memulainya  dan izinkan aku berangan syurga meski dengan masa suram dan setumpuk salah dan gelar pendosa.
Karena Engkau maha pengasih, pengampun maha menerima segala-Nya 
Dan setulus - tulusnya rasa saat setiap raga meninggalkan tanpa tau sebabnya 
Engkaulah yang paling setia diantara muara dunia yang semu  berjanji kecewa 
Sedang engkaulah dekapan sepenuh lembutnya dan sepenuh rasa dalam memeluk setiap hamba






****
Di dunia yang sifatnya bisa membutakan setiap mata manusia, dikodratkan terciptakan dalam bentuk sebaik - baiknya, sampai akhirnya di dominasi oleh kalimat yang tak terlupa perihal tidak ada manusia sempurna. Namun darinya, setiap potensi dalam diri selayaknya meyakinkan kita bahwa setiap salah yang terlanjur terlaksana, tak ada kata terlambat dalam memperbaiki dengan pelan - pelan wujud perubahan diri lebih baik dari masing - masing dan setiap raga

Meski dengan berbagai background yang berbeda dan memiliki hak untuk memberi pendapat sesuai haknya
Marilah untuk tidak saling menyalakan setiap proses yang dijalani pelan - pelan oleh setiap insan
Karena kita tak pernah tahu sesulit apa setiap makhluk menjemput jalan hidayah dan pangkuan serta dekapan Allah sang maha penggerak kejadian dibumi dan alam semesta 

tak perlu menyalahkan diri yang belum melakukan apa - apa asalkan kita pelan - pelan menemukan masing - masing titik temu kembali kejalan- Nya karena tak ada kata terlambat untuk membuka niat berubah lebih baik dari diri kita sebelumnya 

memaafkan, setiap kesalahan sesama manusia, mengapresiasi sebaik - baiknya jalan setiap makhluk
Bukan kah kita telah diciptakan dalam bentuk paling lemah? lantas apa yang harus mengguncang hati kita berlaku layaknya penguasa yang tak membiarkan turun menjalani dan bernafas lega sama seperti manusia lainnya meskipun setiap apa yang telah beda dalam diri kita sedikit akan terasa asing dan tak bermakna.

ingatlah sekecil dan sebesar apapun apa yang pernah dibuat lebih baik dari sebelum Allah sangat menghargai akannya
dialah Maha pengampun dan Maha pemaaf seluas - luasnya 
sekalipun kita pernah dan akan selalu layak mendapat gelar si pendosa 
Tapi salah kah setiap kita berhak berangan - angan syurga 
Semuanya kita adalah yang akan merangkainya dengan segala usaha kita menjadi pribadi lebih baik dari diri kita dimasa lalu
Namun, kehendak-Nya lah Yang mengiyyakan kemudahan terjadinya setiap kejadian  yang kita rancang.

tak ada kesalahan yang terjadi dalam kehidupan semua ibaratnya pengalaman bak pertemuan tidak ada yang salah akan kedatangannya semua tergantung sang penulis terjadinya. bukankah setiap skenario dengan segala kenyataan hanyalah satu maha pemegang setiap alur dan kejadian-Nya 
Hanya saja semua yang tepat, akan terjadi dan berjalan di waktu yang tepat.😊💕



Komentar