Belajar dari Covid 19 itulah tema Hardiknas tahun 2020. Ditengah keprihatinan yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia. Dunia Pendidkan Indonesia tidak boleh berhenti untuk bergerak untuk bersama sama memajukan dunia pendidikan kita sekligus bersama sama melwan COVID 19 .
Apa yang menjadi penting dengan Hardiknas tahun 2020 pada saat pandemi COVID 19 melanda dunia termasuk Indonesia ?
Sesuai tema Hardiknas tahun ini, Belajar dari Covid 19, maka ada beberapa pembelajaran untuk dilakukan di antaranya:
1. Pendidikan adalah tugas bersama dan tanggung jawab bersama ( Mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara ) sebagaimana dalam pembukaan UUD 1945. Yang selama ini dunia pendidikan dijadikan ujung tombak dan tulang punggung untuk memajukan bangsa dan negara ini, padahal adalah kewajiban bersama dimana pendidikan yang di mulai pada pendidikan in formal, formal dan non formal, dan semuanya harus bersama sama bergerak, itulah refleksi bersama terutama peran keluarga sebagai orang terdekat peserta didik, serta pendidikan non formal yang harus diciptakan sedemikian rupa secara paripurna. Pandemi COVID 19 telah melahirkan suatu wujud perhatian yang lebih serius dan partisifasi aktif oleh orang tua/wali siswa untuk sama sama belajar/mengajar untuk menyelesaikan tugas pembelajarannya. Bukan perkara mudah ini di lakukan di rumah tetapi setidaknya ada upaya yang diciptakan bahwa belajar itu penting. Belajar itu adalah kebutuhan. Kalau tidak belajar sehari ada sesuatu yang hilang dalam peserta didik. Karena memang kurikulum sudah mencetak rangkaian, struktur materi pelajaran yang dipenuhi dengan target target tertentu di setiap jenjang pendidikan.
Belajar adalah kebutuhan seyogyanya menjadi pondasi bagi setiap peserta didik, tanpa COVID 19 pun budaya dan kebiasaan baik harus dikembangkan dan ditumbuhkan terus menerus. Bukan budaya yang formalitas semata yang hanya mengisi kriteria kelulusan semata, tetapi belajar adalah kebutuhan hidup bagi setiap peserta didik. Tantangannya adalah sudah mampukah seperti itu atau apakah Belajar itu sudah masuk kategori kebutuhan peserta didik?.
Di masa masa pandemi COVID 19 ini, seiring berjalannya waktu proses berlajar mengajar tetap berlangsung dengan berbagai metode dan cara agar pencapaian tujuan pembelajaran bisa tercapai. Namun demikian pula terdapat keluhan keluhan dari peserta didik atau orang tua siswa/wali? Betapa beratnya beban dan tugas yang mereka lakukan di rumah. Komplain kepada guru terlalu banyak tugas yang di berikan kepada peserta didik, atau memang kurang upaya dari orang tua siswa atau peserta didik untuk menyelesaikan pembelajarannya. Hikmah dari persoalan di atas bahwa seorang guru mempunyai tugas sangat berat. Apa yang dikeluhkan sebetulnya dari aspek pembelajaran baru satu yaitu ranah Kognitif (Pengetahuan), itupun tentu tidak selengkap dengan Proses Belajar Mengajar (PBM) seperti biasa. Belum Aspek keterampilan (Motorik) dan aspek Afektif ( sikap prilaku). Belum tugas lain seperti membina, melatih, mendidik dan seterunya.
Dari COVID 19 kita sadar bahwa dunia pendiikan bukan persoalan tidak tahu menjadi tahu dan seterunya, tetapi bagaimana membangun manusai seutuhnya. Tentu diperlukan keterlibatan lansung semua pihak.
2. Bahwa guru adalah mengambil peran utama sebagaimana yang diatur dalam Undang Undang Sistem Pendidikan nasional tetap optimal dalam segala keterbatasan.
Bercerita keterbatasan dalam dunia pendidikan bukan cerita baru karena adanya COVID 19 saja, tetapi sejak jaman kemerdekaan selalu di liputi keterbatasan. Ini menjadi problem klasik, kurangnya daya dukung berupa pemerataan kesempatan dan fasilitas pendidikan dari sabang sampai Merauke masih terjadi ketimpangan. Dalam hal ini dengan adanya Covid 19, tentu proses belajar mengajar terhambat karena kondisi yang memaksa untuk tidak melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Apa yang menjadi isu sentral dunia pendidikan sekarang keterkaitan pandemi COVID 19, adalah inovasi yang dilakukan agar proses belajar mengajar terlaksana, salah satunya belajar on line /daring yang telah dilakukan seluruh Indonesia. Timbullah berbagai aplikasi pembelajaran on line mulai gratisan sampai berbayar. Yang bisa dipakai oleh guru oleh siswa. Dari sekian pembelajaran itu berlangsung dengan aplikasi on line / daring adalah upaya menggunakan teknologi untuk pelaksanaan proses belajar mengajar. Guru harus punya inovasi menggunakan teknologi yang sudah adalah salah satunya untuk ke depan guru membiasakan file , dokumen pembelajaran dan sebagainya yang terkait materi pelajaran yang di ampuh sudah tersimpan di dunia maya. Apakah lewat blog, atau atau apa yang bisa menjadi sarana untuk kelak jika ada sesuatu bisa di pakai dalam kondisi meskipun tidak ada tatap muka di kelas. Pengalaman sebagai tenaga pendidk, cukup membantu dalam situasi seperti ini materi pelajaran dan yang terkait mata pelajaran yang di ajarkan memang sudah tersimpan dengan baik, tinggal memberikan alamatnya atau link di internet seperti blog mandiri yang bisa dikelola oleh guru sendiri. Hal sangat membantu siswa dalam pembelajarannya.
Akan tetapi dari kecanggihan teknologi yang dipakai hanya sifatnya sementara, dan kelemahan mendasarnya adalah keterbatasan jangkauan jaringan belum mampu menjagkau seluruh wilayah Republik Indonesia. Dan keterbatasan kuota bagi guru dan siswa untuk selalu melakukan pembelajaran secara on line.
Bagi saya yang terpenting langkah langkah itu dilakukan secara bersama untuk tetap kondisi pembelajaran berlangsung itu sudah baik dalam artian ada upaya semua pihak.
Yang menjadi catatan disini yang pokok menurut saya “BUKU” wajib disiapkan untuk setiap peserta didik. Dalam kondisi normal maupun tidak normal buku mata pelajaran haruslah disiapkan pemerintah minimal satu buku, satu siswa, satu mata pelajaran ditambah buku suplemen, ini harus di lengkapi dari sabang sampai merauke.inilah bisa terjadi belajar dari rumah. Belajar dari rumah syarat pokoknya adalah buku mata pelajaran. Karena di buku itu struktur materi,tujuan, cara, metode sudah terstruktur. Jika sudah ada buku di rumah maka sebagai pendukung pembelajaran di rumah adalah itu tadi sistem pembelajaran on line / daring.
Menjadi persoalan sekarang kecukupan buku untuk peserta didik terutama daerah pelosok,terpencil masih di anggap sangat kurang.
Belum lagi berbagai masukan para guru di sekolah, ada beberapa materi pelajaran di buku terlalu simpel sebagai materi pelajaran. Pada umumnya buku mata pelajaran menyuruh mencari mencari informasi di luar (Internet, lingkungan sekitar dan sebagainya)
Demikian tulisan ini sebagai wujud syukur dalam rangka merayakan Hardiknas di tahun 2020 ditengah pandemi COVID 19.
Tetap semangat..
Tetap belajar…
Komentar
Posting Komentar