THE POWER OF "KEPEPET"



THE POWER OF "KEPEPET"
By: Ika Afriana Dahliani

Susyyaaahhh. Ya susah sekali mencari inspirasi. Itulah yang kurasakan ketika disuruh bikin buku. Dateline semakin dekat. Waktu 1 bulan yang diberikan semakin sedikit.
Ketika kebimbangan ini ku utarakan kepada temanku yang memang seorang penulis, ia hanya tertawa dan mengatakan “ Nah, tulis aja kebingungan itu!”.
Jadilah saya sekarang menulis kebingungan itu. Apapun kebingungan itu yang penting tulis saja.
Ada lagi yang berpendapat bahwa menulis itu adalah bakat. Jadi hanya orang – orang yang berbakat saja yang bisa menulis. Kalaupun menghasilkan karya sebuah tulisan, tidaklah sebagus orang yang memang berbakat.
Menurutku, yang penting adalah niat. Niat ngga untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan?. Tantangan menulis sebuah buku berjumlah 50 halaman. Tidak perlu mikirin desain cover dan tidak perlu mikirin edit sana edit sini. Semuanya sudah dipermudah. “Gampangkan?” Kata mentorku.
Huff. Ternyata tidak segampang membalik telapak tangan. Karena ketika mulai menulis, begitu banyak pertimbangan dan kekhawatiran. Apakah akan ada orang atau pihak yang merasa tersinggung dengan tulisan ini.
“Jangan khawatir, toh ada tim editor yang sangat kompeten”, aku mencoba menyemangati diri sendiri.
Inspirasi itu muncul saat – saat last minute. Setidaknya itu yang sering terjadi padaku. Bukan hanya sekali atau dua kali. Tapi acap kali. Entah mengapa, ketika sudah mendekati detik – detik terakhir, inspirasi itu begitu derasnya mengalir. Mungkin karena merasa waktunya sudah dekat, lalu otakku langsung bekerja dengan baik.
Apakah untuk PR yang satu ini, aku harus seperti itu?

Komentar